Jumat, 21 Agustus 2015

Satu

"Besok saya pulang" sembari tersenyum lemah melihat keluar kaca bus.

"Ya, saya taulah you nak pulang esok" jawab mu datar

"Kamu tak tahu rasa pisah" renungku dalam hati.

"Mana pialamu?"
"Ini" kataku
Diambilnya pialaku dan ia pindah tempat duduk ke awal semula

Setelah turun sebelum masuk kamar, saya lihat ia memegang erat piala itu

"Piala ini buat I lah"

"Ambil lah kalau you mau" kataku sembari menuju tangga ingin cepat ke kamar karena letih. Sejenak saya menoleh melihatnya yang tetap memegang erat pialaku. Ku lanjut melangkah hingga ke kamar.

Ku menoleh ke jendela yang penuh dengan bintang dan entah mengapa sendu sekali kuala lumpur di malam ini.

Saya berkata, esok saya pulang

(Bersambung)

Tidak ada komentar: