Minggu, 23 Agustus 2015

Tiga

"Akhirnya selesai juga ya" kata-kata itu membuyarkan lamunanku
Ya selesai sudah, tapi mengapa ketika selesai aku malah sedih? Pikirku

Pukul 2 pagi aku kembali ke kamar, ku lihat kawan-kawan ku masih banyak yang berbincang, seolah berkata kita tak boleh lewatkan hari ini sedetik pun karena esok tak kan sama dengan hari ini lagi

Tapi lelah mengunjungiku, belum lagi koper yang masih kosong tak terisi yang harus ku isi dengan semua barang-barang di kamarku

Di kamar, ku diam melihat sekeliling ruangan. Setiap pojok ruangan memberikan arti bagiku. Ruangan ini begitu menenangkan. Ku tatap ke jendela, sekali lagi ku menemukan kata sendu di langit kuala lumpur malam ini.

Canda, tawa, diskusi, senang, susah, bersama. Entah mengapa ku menemukan rasa baru disini. Rasa yang membuat ku merasa aman dan nyaman. Tiba-tiba teringat nasi goreng pakabau. Enak sekali rasa-rasanya

Tiba-tiba Gap kawanku masuk ke dalan kamar, dan ia dengan senyumnya memulai kata

Hay dhel...

(Bersambung)

Sabtu, 22 Agustus 2015

Dua

Dhel, ke kamar gw ya mau kumpul terakhir tim kita. Pesan itu ada di handphoneku...

Setelah bersih-bersih ku turun menuju kamar kawanku. Dibawah ku lihat dia masih bersenda gurau sambil memegang erat piala itu.

Kawannya berkata "hey you kembalikan lah piala tu, kenapa you pegang2 terus"
"Piala ini buat I lah, nak I pajang di bilik I". katanya
"Eee memang you yang menang ke?" Tanyaku meledek
"Tak apa lah piala you buat I, kan jika you menang I menang juga lah tu" jawabnya manis
Benar, kamu pemenang, gumamku dalam hati

"Nanti nak I tunjukkan ke abah dan mak piala ni"
Lama ku diam berimajinasi seandainya piala plus aku yang dikenalkan.
"Terserah you lah, buat you pun tak apa, bawa lah" jawabku dengan senang berharap menjadi pengingat

Dipegangnya erat, dia sempat melihatku sebentar sebelum ia memalingkan wajah dan badan menuju kamarnya.

Ku lihat ia berjalan memegang erat piala itu. Akupun berlalu menuju kamar kawanku sambil ku bergumam "aku tak mau pulang esok".

(Bersambung)

Jumat, 21 Agustus 2015

Satu

"Besok saya pulang" sembari tersenyum lemah melihat keluar kaca bus.

"Ya, saya taulah you nak pulang esok" jawab mu datar

"Kamu tak tahu rasa pisah" renungku dalam hati.

"Mana pialamu?"
"Ini" kataku
Diambilnya pialaku dan ia pindah tempat duduk ke awal semula

Setelah turun sebelum masuk kamar, saya lihat ia memegang erat piala itu

"Piala ini buat I lah"

"Ambil lah kalau you mau" kataku sembari menuju tangga ingin cepat ke kamar karena letih. Sejenak saya menoleh melihatnya yang tetap memegang erat pialaku. Ku lanjut melangkah hingga ke kamar.

Ku menoleh ke jendela yang penuh dengan bintang dan entah mengapa sendu sekali kuala lumpur di malam ini.

Saya berkata, esok saya pulang

(Bersambung)

Sabtu, 08 Agustus 2015

Hahah...

Saya di Malaka dan Wow ini sangat dekat. Hahahahahahahaha



N.B : kadang orang hanya bisa tertawa kalo dia sudah lelah... termasuk lelah dengan sebuah kata "hanya kebetulan"